Nusantara adalah tempat yang
cukup booming di Makassar. Selain
berada dekat dari tempat wisata –Pantai Losari dan Benteng Rotterdam- ,
Pelabuhan Peti Kemas juga terletak di jalan tersebut. Letak Geografis merupakan salah satu alasan menjadikan
Nusantara sebagai tempat hiburan malam. Hiburan malam memang selalu
mengantarkan pemikiran kita ke arah negative –kaum hedonism dan kegiatan
seksual pranikah- di tempat yang negative pula. Namun bagaimanakah sebenarnya
tempat hiburan malam itu? Apa saja kegiatan dunia malam?
Hiburan Malam adalah salah satu
elemen kehidupan yang menghinggapi beberapa profesi. Hiburan malam dapat
diartikan dengan hiburan semata, hiburan di malam hari, kegiatan malam yang
kadang menjadi hiburan, ataupun dengan kategori hiburan yang berbeda pula. Hiburan dalam
batasan etika ataupun hiburan yang sudah diluar norma kehidupan.
Pramuria –karyawati kelab malam
yang bertugas melayani dan menemani tamu- sangat dekat dengan kehidupan malam.
Mereka menjadikan Pramuria sebagai profesi dengan latar belakang yang berbeda
dan tingkatan tugas yang berbeda pula. Pramuria yang menemani para tamu sebatas duduk dan
berbincang ataupun Pramuria pada tingkatan lebih tinggi lagi –menemani tamu tak
sekadar duduk bahkan tidur-menjadikan profesi ini juga memiliki sekat. Terdapat
perbedaan dari banyak segi –pekerjaan,tempat bekerja, juga gaji-dari Pramuria
tersebut.
Berdasar hasil Investigasi tim
Laput di jalan Nusantara II (6/10) sekitar pukul 24.00, diketahui bahwa
Pramunia dibedakan menjadi tiga bagian ditinjau dari tempat bekerja. Pramunia yang
bekerja di tempat karaoke, di café (club
malam), dan di kios-kios sepanjang jalan. Perbedaan tempat kerja juga membuat
perbedaan pada pekerjaan Pramuria. Menemani duduk dan melayani adalah tugas
Pramuria karaoke dan kios-kios. Sedangkan pramunia yang multifungsi adalah
pekerjaan di clubhouse. Sebagaimana
uraian pendapat salah seorang konsumen hiburan sejati yang tak ingin disebutkan
namanya, “Karaoke khusus melayani tamu
yang minum. Kalau yang di bar, ada 2 faktor yang ingin dibicarakan. Yang
pertama melayani minum. Yang kedua kita layani dalam artian lain juga”.
Tempat kerja yang berbeda,
pekerjaan yang berbeda, tentu gaji yang berbeda pula. Ada yang mendapatkan gaji
Rp20.000 perjam untuk Pramuria yang bekerja di tempat karaoke. Salah seorang
pramuria mengungkapkan, “Saya dulu 1 jam
20.000. beda dengan tempat-tempat lain yang langsung dipake itu. Beda karaoke
dan cafe”. Sedangkan para Pramunia kios-kios mendapatkan gaji perhari
tergantung dari pemasukan pada hari itu juga. Salah aeorang pemilik kios
mengatakan, “Terkait masalah honor
tergantung hitungan perhari”. Lain pula halnya dengan Pramuria di clubhouse yang permalam tergantung dari
kesepakatan konsumen.
Berdirinya tempat-tempat hiburan
di Nusantara sekitar 50 tahun yang lalu. Tempat hiburan malam ini berdiri
berdasar pada alasan banyaknya pengangguran dan anak putus sekolah. Ijazah yang
menjadi prasyarat kerja yang layak tidak mereka miliki. Pramuria menjadi
alternative bagi mereka. Semakin pesatnya sumber daya menusia dengan kualitas
seperti itulah yang membuat tempat-tempat hiburan malam berkembang pesat. Salah
seorang konsumen setia selama 50 tahun mengatakan, “Sejarahnya, anak-anak yang pengangguran itu istilahnya ndada dasar
yah. Mau kerja di kantor perlu ijazah. Beda dengan tempat karaoke yang tidak
menggunakan ijazah”
Ketika tim investigasi menanyakan
latar belakang dari seorang pramuria karaoke, dia menjawab :Namanya manusia senang hiburan. Nusantara
ini tempat hiburan. Saya begini sebagai hiburan”. Selain alasan
perekonomian, tuntutan pekerjaan, ternyata Pramuria juga dianggap sebagai
hiburan semata.
Tempat hiburan malam juga kerap
kali mendapat penggerebekan dari pihak kepolisian. Penggerebekan benda tajam,
narkoba, dan tindak kekerasan. Pihak kepolisian yang sedang melakukan tugas
ketika dimintai pendapat, berkata “Polisi
hanya menjaga keamanan. Keamanan dalam
hal benda tajam, narkoba, dan perkelahian”. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar